Batuan Dolomit


Proses Terbentuknya Batuan Dolomit

Dolomit yang baru dikenal sejak tahun 1882, merupakan variasi batu gamping yang mengandung > 50%  karbonat istilah dolomit pertama kali digunakan untuk batuan karbonat tertentu yang terdapat di daerah Tyeolean Alpina (Pettijohn.F.J. 1956). Dolomit dapat terbentuk karena proses primer dan sekunder.

Secara sekunder, dolomit umumnya terjadi kerena proses pelindian (leaching) atau peresapan unsur magnesium dari air laut ke dalam batu gamping, atau yang lebih dikenal dengan proses dolomitisasi yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi dolomit. Selain itu dolomit sekunder dapat juga terbentuk karena diendapkan secara tersendiri sebagai endapan evaporit.

Pembentukan dolomit sekunder dapat terjadi karena berbeberapa faktor diantaranya adalah tekanan air yang banyak mengandung unsur magnesium dan prosesnya berlangsung dalam waktu lama. Dengan semakin tua umur batu gamping, semakin besar kemungkinannya untuk berubah menjadi dolomit. Dolomit primer terbentuk bersama-sama dalam galian tambang yang berupa bijih.

Mineralogi
Sebagai salah satu rumpun mineral karbonat, dolomit mempunyai struktur kristal rhombohedral yang mempunyai komposisi kimia CaMg(CaCO3)2 atau managdolomit dan berkomposisi kimia MgFe(CaCO3)2 atau ferrodolomit.

Umumnya dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dangan kekerasan lebih lunak dari batu gamping (berkisar antara 3.5 – 4) bersifat pejal, berat jenis antara 2.8 – 2.9 yang berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan.

Cara Memperoleh dan Mengolah

Eksplorasi
Eksplorasi disamping bertujuan untuk menentukan jumlah cadangan juga untuk menginterprestasikan bentuk tubuh endapan, luas penyebaran, dan struktur yang dominan di daerah tersebut. Eksplorasi bahan galian industri pada umumnya lebih sederhana disbandingkan dengan untuk mineral logam, karena sebaran fisik bahan galian industri biasanya lebih mudah ditemukan.
Eksplorasi biasanya dilakukan apabila penyelidikan pendahuluan memenuhi syarat untuk perencanaan penambangan. Eksplorasi batuan dolomit dilakukan bertahap. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara pemboran atau sumur uji. Perhitungan cadangan dilakukan berdasarkan korelasi data pemboran dengan data geologi permukaan.

Penambangan
Penambangan batuan dolomit di Indonesia umumnya dilakukan dengan cara tambang terbuka dengan metoda quarry. Tanah penutup (overburden) yang terdiri dari tanah liat, pasir dan koral dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dilakukan dengan menggunakan bulldozer atau power scraper. Penambangan dilakukan dengan cara konvensional dan mekanis.

Pengolahan
Pengolahan dolomit dilakukan dengan cara yang sederhana pula. Bongkah-bongkah dolomit dari penambangan diangkut ke unit pengolahan. Kemudian bongkah-bongkah dolomit tersebut direduksi ukurannya dengan menggunakan alat pemecah batu, hasil proses ini selanjutnya digiling untuk mendapatkan dolomit yang berukuran halus (tepung) dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan permintaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa sih Peran Geofisikawan bagi dunia MIGAS????

Ilmu Geofisika berperan dalam membantu eksplorasi sumber daya alam seperti minyak dan gas bumi. Termasuk bahan tambang yang berada...