3.Permeabilitas
Permeabilitas adalah
sifat fisik batuan reservoir yang merupakan kemampuan batuan reservoir untuk
dapat meloloskan atau melewatkan fluida melalui pori-pori yang saling
berhubungan tanpa merusak partikel pembentuk batuan tersebut. Dengan kata lain,
laju minyak atau gas yang diproduksi pada penurunan tekanan tertentu sebanding
dengan permeabilitas.
Satuan permeabilitas
yang umum digunakan adalah milidarcy, satu satuan seperseribu darcy. Darcy
didefi nisikan sebagai permeabilitas yang memungkinkan fl uida viskositas satu
centipoise mengalir dengan kecepatan linier satu sentimeter per detik pada
gradien tekanan satu atmosfi r setiap sentimeter
Jadi, permeabilitas
merupakan fungsi ukuran dan bentuk saluran pori batuan. Pasir berbutir kasar
dan bersih mempunyai permeabilitas tinggi, sebaliknya yang berbutir halus
permeabilitasnya rendah.
Untuk menentukan
permeabilitas suatu batuan reservoir didukung oleh suatu alat yaitu permeameter
yang terdiri dari liquid permeameter dan gas permeameter. Alat ini hanya dapat
mengidentifikasi satu fluida saja, selebihnya alat ini tidak dapat membacanya.
Teknik lain pengukuran
permeabilitas, yaitu pengukuran permeabilitas radial yang dilakukan dalam
analisis batu inti diameter penuh, yang kalau dilakukan dengan benar,
memberikan hasil yang baik. Teknik ini mengurangi panjang aliran dan mengurangi
panjang batuan yang akan dianalisa, dianggap bisa mengalahkan maksud analisis
batu inti diameter penuh. Yang sulit adalah membor pusat batuan yang biasanya
menimbulkan pecah dan merusak batuan
aslinya.
4. Kadar Larut Sample
Formasi dalam Larutan Asam
Materi dikenal untuk
mengetahui manfaat atau kegunaan larutan
asam yang digunakan untuk mengetahui
tingkat reaktivitas formasi dengan asam. Dimana dengan sistem stimulasi asam
dengan kadar tertentu diinjeksikan kedalam reservoir, yang mana asam dengan
kadar tertentu tersebut langsung dapat melarutkan batuan-batuan tertentu
seperti halnya karbonat, sehingga dapat memperbaiki nilai viskositas fluida
reservoir dan tentunya nilai permeabilitasnya. Maka dengan kata lain kelarutan
batuan formasi dalam larutan asam dapat memperbesar rongga pori dalam batuan
sehingga memperbesar permeabilitas untuk memperbesar laju produksi.
5. Sieve Analysis
Tahap penyelesaian
suatu sumur yang menembus formasi lepas (unconsolidated) tidak sesederhana
seperti tahap penyelesaian dengan formasi kompak (consolidated) karena harus
mempertimbangkan adanya pasir yang ikut terproduksi bersama fluida produksi
sebab hal tersebut dapat menyebabkan penyumbatan pada dasar sumur dan volume
pipa akan berkurang. Sieve analisis merupakan materi penting yang harus
diketahui oleh engineer produksi dan engineer pemboran. Dimana dalam setiap
formasi, ada lapisan pasir yang dapat menimbulkan masalah apabila tidak
diperhatikan secara serius.
6.Tekanan kapiler
Besarnya saturasi air
dalam reservoar pada ketinggian tertentu dikontrol oleh struktur pori batuan,
densitas fl uida, dan karakter energi permukaan. Efek struktur pori tersebut
ditentukan di laboratorium dalam bentuk kurva-kurva tekanan kapiler. Kurva
tersebut diperoleh salah satu dari empat metode berikut: keadaan direstorasi
kembali; injeksi air raksa; sentrifus; dan penguapan. Pada penerapan data yang
diperoleh dari lab adalah untuk menghitung kandungan air dalam reservoar,
sedangkan efek dari kedua faktor yang lain harus dihitung.
Rumus yang digunakan
adalah:
Pc = H.(dw – do)/144 x
(αL.cos ФL)/(αR.cos ФR), (6.3)
di mana
Pc = tekanan kapiler,
psi
H = ketinggian, kaki
dw = densitas air,
pon/kaki3
α = tegangan antarmuka,
dyne/cm
Ф = sudut kontak,
derajat
sedangkan L dan R
masing-masing menyatakan lab dan reservoar.
Interpertasi data
tekanan kapiler berpengaruh pada saturasi air dan posisi struktural.
Deskripsi core dan
analisis petrografi adalah pelengkap analisis core untuk menentukan baberapa
faktor seperti lingkungan pengendapan,pengindentifikasian rekahan dan
mineralogi dan pengaruhnya terhadap kualitas batuan dan produksi.
Analisis tersebut
digunakan untuk menentukan:
1.Deskripsi detil
batuan sedimen
2.Hubungan dan
konektivitas dari matrik dan porositas rekahan
3.Tipe batuan dan
karakteristik tekstur
4.Mineralogi dan asal
butiran
5.Komposisi mineralogi
dari pada matrik dan semen
6.Hubungan antara
butiran,semen,matrik dan porositas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar