Mekanisme
longsor yang terjadi
karena adanya
peningkatan kandungan air pada lapisan tanah yang di sebabkan oleh Intensitas
hujan yang begitu deras melanda daerah tersebut sehingga lapisan yang terdapat
di badan jalan mengalami pelapukan dan bertambahnya bobot masa tanah serta meningkatnya
tekanan pori sehingga tahanan geser menjadi berkurang. Kemiringan lereng yang
terjal semakin memperkuat untuk terjadinya keruntuhan.Material longsoran
bergerak mengikuti lembahdan menggerus tebing lembah yang dilaluinyasehingga
semakin meningkatkan volumematerial rombakan yang dibawa. Banyaknya volume material
rombakan yang kemudian tercampur dengan air hujan yang melanda daerah tersebut sehingga
mengakibatkan viskositas semakin meningkatsehingga aliran bahan rombakan
inimenjangkau areal yang cukup jauh dan merusak serta menimbun sarana dan
prasarana yangdilaluinya serta banyaknya pohon kayu dan tiang listrik yang
tumbang di badan jalan sehingga akses transportasi banda aceh – aceh jaya
terputus.
Dampak
gerakan tanah:
1.
Arus lalu lintas dari arah Banda Aceh -
Aceh Jaya terputus;
2.
5 (lima) rumah tertimbun material
longsoran;
3.
2 (dua) mini bus tertimpa material
longsoran;
4.
Sejumlah pohon dan tiang listrik
tumbang.
Kondisi
daerah bencana:
Berdasarkan Peta
Rupabumi Indonesia lembar Indrapuri, morfologi sekitar lokasi bencana merupakan
perbukitan dengan kemiringan agak terjal sampai terjal. Daerah bencana memiliki
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas muka air laut.
Berdasarkan Peta
Geologi lembar Banda Aceh, Sumatera (J.D. Bennet, dkk., 1981), batuan pada
daerah bencana tersusun oleh granodiorit dan diorit tambahan (Tmig).
Berdasarkan Peta
Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah pada Bulan November 2014 di
Provinsi Aceh (Badan Geolgi, PVMBG), daerah bencana termasuk zona potensi
gerakan tanah Menengah - Tinggi artinya Daerah yang mempunyai potensi Menengah
- Tinggi untuk terjadinya Gerakan Tanah.
Pada Zona ini
dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama daerah
yang berbatasan dengan lembah sugai, gawir, tebing jalan atau jika lereng
mengalami gangguan dan gerakan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
Faktor
penyebab terjadinya gerakan tanah diperkirakan:
1.
Curah hujan yang tinggi sebelum terjadi
gerakan tanah;
2.
Kemiringan lereng yang terjal;
3.
Batuan penyusun yang bersifat sarang,
mudah meloloskan air dan luruh jika terkena air.
Mitigasi
Untuk
mengantisipasi longsor atau gerakan tanah susulan, maka
direkomendasikan
sebagai berikut:
1.
Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi
bencana diharapkan lebih waspada dan tidak beraktivitas dahulu di sekitar
lokasi bencana, terlebih apabila terjadi hujan lebat dan berlagsung lama,
karena diperkirakan masih berpotensi terjadi gerakan tanah susulan;
2.
segera mebersihkan longsoran yang
menutupi badan
3.
Pemasangan rambu-rambu rawan longsor
pada daerah yang rawan longsor, agar pengguna jalan waspada bila melalui jalan
ini terutama pada saat musim hujan;
4.
Selalu mengikuti arahan pemerintah
setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar