Beberapa longsor
yang terjadi di bagian wilayah barat, diataranya meliputi longsor yang terjadi
di gunung kulu pada kilometer 45, badan jalan tertutup tanah yang jatuh dari
atas, kabupaten Aceh Besar membuat ruas jalan lintasan Banda Aceh-Meulaboh
lumpuh total. Selain itu longsor juga terjadi di geurute yang membuat runtuhan
bongkahan batu seukuran minibus yang jatuh dan menutupi seluruh badan jalan di
Km 64. Bencana longsor yang terjadi dalam jangka pendek ini terutama pada
gunung paro adalah bencana terparah pasca-tsunami di Aceh.
Dan
mengakibatkan jalur Banda Aceh-Calang putus total serta perlu penanganan serius.
Sejauh ini titik longsor yang terparah terjadi di gunung paro pada KM 37. Terdapat
12 titik longsor yang terjadi di daerah gunung paro. Dapat kita kaji bahwa
longsor di gunung paro terjadi di karenakan hujan yang begitu deras melanda
daerah tersebut sehingga lapisan yang terdapat di badan jalan mengalami pelapukan
dan kemudian amblas tertipa runtuhan dari tebing atas, diikuti aliran air hujan
turun dari tebing-tebing bagaikan air terjun. Akibatnya tanah tersebut longsor
dan juga pohon kayu dan tiang listrik tumbang di badan jalan.
Kondisi dan
struktur tanah di Gunung Paro itu labil.
Jika dikeruk memakai
beko (alat berat) akan turun lagi. Dan jika hujan turun lagi maka akan ada
tambahan longsor pada daerah gunung paro tersebut. Sebelum kejadian, banyak
jalan-jalan kecil yang dibuka untuk akses perkebunan yang seharusnya dilarang
dan tidak boleh dilakukan. Pasca-tsunami, pihak asing (Amerika) pernah merencanakan
ingin membuat jalan baru di Gunung Paro. Ini urung dilakukan tanahnya labil dan
mudah tergerus air. Walhi menilai, Pemerintah Daerah lalai, karena tidak
melakukan evaluasi dan pengecekan pada ruas-ruas jalan yang berpotensi longsor
secara rutin. adanya perubahan alih fungsi hutan menjadi nonhutan di kawasan
Gunung Paro, menyebabkan hutan tidak lagi menjadi sebagai penyangga. Ilegal
logging tidak banyak, tapi pembukaan kebun dilakukan di kawasan itu.
Lokasi
dan waktu kejadian
Gerakan tanah
terjadi di Gunung Paro, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.
Bencana tersebut terjadi pada Sabtu, 1 November 2014 setelah hujan deras
mengguyur.
Jenis
gerakan tanah :
Gerakan tanah
yang terjadi diperkirakann merupakan longsoran bahan rombakan yaitu Jenis tanah
longsor yang terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan
aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis
materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan
meter jauhnya. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar