A.
Pengertian
Batuan Piroklastik
Batuan piroklastik merupakan batuan
yang susunannya disusun oleh material hasil dari letusan gunung berapi akibat
adanya gaya endogen. Yang kemudian mengalami pengendapan sesuai dengan bidang
pengendapan nya, lalu setelah proses pengendapan mengalami proses kompaksi (litifikasi) yang kemudian menjadi batuan
piroklastik.
B.
Genesa
Batuan Piroklastik
Proses pembentukan
batuan piroklastik diawali oleh meletusnya gunungapi, mengeluarkan magma dari
dalam bumi diakibatkan dari energi yang sangat besar yaitu gaya endogen dari
pusat bumi. Magma yang dikeluarkan oleh gunung itu terhempas ke udara, sehingga
magma tersebut membeku dan membentuk gumpalan yang mengeras (yang kemudian disebut
batu). Gumpalan tersebut memiliki tekstur dan struktur yang tertentu pula.
Sedangkan batu-batu tadi yang telah mengalami prosespengangkutan (transportasi)
oleh angin dan air, maka batuan tersebut disebut dengan batuan epiklastik.
Batuan epiklastik ini
yaitu batuan yang telah mengalami pengangkutan yang mengakibatkan terjadinya
pengikisan pada batuan oleh media air dan angin yang
membawanya. Batuan epiklastik ini terdapat pada dataran yang rendah, disebabkan oleh air
dan angin yang membawanya ke tempat yang
rendah disekitar gunung api.Tempat-tempat yang
rendah itu seperti di daerah sungai, danau, laut dan lembah-lembah pegunungan
C.
Klasifikasi
Endapan Piroklastik
Endapan piroklastik mulanya terjadi
akibat adanya jatuhan pada saat gunung api meletus, dan pada saat pengendapan
memiliki ukuran ketebalan yang sama pada endapannya. Piroklastik lainnya yaitu
piroklastik aliran akan membentuk penebalan apabila pada proses pengendapannya
ada cekungan, dan piroklastik surge
penyatuan antara piroklastik endapan dan piroklastik aliran.
1. Piroklastik
Jatuhan (Fall)
Endapan jatuhan piroklastik yang
terjadi dari letusan gunung api yang meledak yang kemudian terlempar pada suatu
permukaan, memiliki ketebalan endapan yang relative berukuran sama.
2. Piroklastik
Aliran (Flow)
Endapan piroklastik yang umumnya
mengalir kebawah dari pusat letusan gunung api yang memiliki kecepatan tinggi
pada saat adanya longsoran. Endapan aliran ini berisikan batu yang berukuran
bongkah dan abu.
3. Piroklastik
Surge
Endapan piroklastik surge
dihasilkan dari letusan gunung api yang kemudian mengalir karena adanya
penyatuan dari jatuhan dan aliran.
1.
Mineral
Penyusun Batuan Piroklastik
Susunan mineral dari batuan
piroklastik tidak jauh berbeda dengan mineral pembentuk batuan beku. Hal ini
disebabkan oleh zat yang terkandung dalam mineral penyusunnya sama, yaitu
magma. Dan yang membedakannya hanyalah bentuk dari butirannya. Pada batuan beku
butirannya campuran dari beberapa butir, dan batuan piroklastik gabungan dari
butiran.
2.
Tiga
Jenis Fragmen Dalam Endapan Piroklastik
1. Fragmen
Lava Baru
2. Fragmen
Litik
3. Kristal
Individu
3.
Tekstur Batuan Piroklastik
1.
Ukuran Butir
Ukuran butir adalah ukuran dari batuan piroklastik itu sendiri,
terbagi menjadi beberapa macam, yaitu :
·
Block (untuk yang
berbentuk menyudut) dan Bomb (untuk yang membentuk membulat) berukuran lebih
besar dari 32 mm.
·
Lapili yaitu untuk
butiran dari 4 mm – 32 mm diameternya.
·
Debu yaitu batuan
yang lebih kecil dari 4 mm.
2.
Bentuk Butir
Bentuk butir adalah bentuk dan keadaan batuan tersebut, ada beberapa
macam yaitu :
·
Membulat sempurna,
sangat bulat seperti bola.
·
Membulat hampir
seperti bola.
·
Menyudut, yaitu
memiliki sudut-sudut pada permukaannya.
3.
Kompaksi
Kompaksi adalah tingkat kekerasan pada batuan piroklastik, ada 2
macam kompaksi yang dikenal dalam batuan piroklastik, yaitu :
·
Kompak,
permukaannya kuat, keras dan padat.
·
Mudah hancur, bila
dipegang meninggalkan serbuk pada tangan.
4.
Struktur Batuan Piroklastik
Pada batuan
piroklastik yang berbutir kasar maupun halus bisa didapatkan struktur –
struktur yang sering kali terdapat pada batuan sedimen, seperti perlapisan.
Batuan piroklastik yang berbutir halus (tufa) seringkali memperlihatkan tekstur
seperti pada batuan beku lelehan.
Penamaan batuan
piroklastik berdasarkan pada butirnya, dikenal 4 jenis yaitu :
1.
Aglomerat, ukuran
butir lebih besar 32 mm (Bomb).
Aglomerat
adalah batuan piroklastik yang mirip dengan konglomerat (batuan sedimen) di
dalam tekstur. Perbedaannya terletak pada komposisi, dimana aglomerat terdiri
dari fragmen-fragmen volkanik (lava dan piroklastik di antaranya gelas).
2.
Breksi Volkanik,
ukuran butir lebih besar dari 32 mm (Block).
Breksi
Volkanik seperti halnya aglomerat, breksi volkanik juga dibentuk oleh material
gunungapi (volknik).
3.
Tufa Lapili, ukuran
butir antara 4 – 32 mm.
Tufa
(Tuff), batuan piroklastik yang berukuran halus adalah tufa (tuff). Batuan ini
terdiri dari material fragmen kristal / mineral. Berdasarkan pada komponen
terbanyak fragmen kristal / mineral yang dikandung, tufa dapat dibedakan atas 3
golongan sebagai berikut :
a.
Tufa Vitric : Banyak fragmen gelas
b.
Tufa Kristal : Banyak fragmen kristal
c.
Tufa Lithik : Banyak fragmen batuan
4.
Tufa, ukuran butir
sangat halus (abu / debu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar