Di
Indonesia pencarian minyak dilakukan mula-mula oleh Bataafsche Petroleum
Maatschappij (BPM) yang pada waktu itu bernama Koninklijke. Pada
saat perusahaan ini mulai beroperasi di Indonesia disewanya dua orang ahli
geologi yaitu Dr. C. Porro dan Dr. C. Schmidt yang kemudian menjadi guru besar
dalam ilmu geologi di Brussel.
Pada
awalnya hanya dilakukan pemetaan geologi permukaan dengan mengadakan eksplorasi
di sepanjang sungai unuk mencari singkapan, dan kemudian dilakukan pemboran.
Para ahli geologi membuat peta geologi berdasarkan singkapan, terutama peta
sruktur, dan kemudian dilakukan suatu prognase dan pemboran eksplorasi. Hingga
perang dunia I eksplorasi sampai beribu meter merupakan suatu hal yang luar
biasa. Pada tahun 1910 mulai dilakukan pemboran inti dan pada tahun 1918
dilakukan pemboran spiral tangan. Pemboran geologi yang lebih dalam menggunakan
mesin berbahan bakar bensin.
Pada
tahun 1920 metode baru mulai dimasukkan di Indonesia yaitu metode geofisika.
Metode geofisika yang pertama kali digunakan adalah metode gravitasi dan metode
seismik, kedua metode ini dilakukan oleh Bataafsche Petroleum Maatschappij
(BPM) dalam eksplorasi minyak bumi. Namun, secara luas metode gravitasi
digunakan di Indonesia pada tahun 1924 setelah berhasil baik di Amerika dan
penggunaan metode seismik dilakukan di Indonesia sejak tahun 1937. Permulaan
pemakaian log pertama kali dilakukan oleh Perusahaan Schlumberger bersamaan
dengan penerapan mikropaleontologi di Indonesia.
Metode
pemetaan udara dilakukan pertama kali di Indonesia pada tahun 1932, yaitu di
Sumatera Selatan dan kemudian di Sumatera Utara pada tahun 1934. Pemetaan
dilakukan oleh angkatan darat Hindia-Belanda dengan skala 1 : 10.000. Pada
tahun itu pula dilakukan pemetaan udara secara besar-basaran di Kepala Burung,
Irian Jaya. Pemetaan udara berlangsung dari tahun 1935- 1937. Pemetaan udara
sangat membantu dalam interpretasi geologi daerah tersebut. Pemetaan udara
berikutnya dilakukan pada tahun 1938 di Kalimantan.
Sampai
saat ini metoda geofisika yang dipakai dalam eksplorasi yaitu seismik,
gravitasi, kemagnitan dan metode elektrik. Beberapa metoda yang masih jarang
digunakan di Indonesia, yaitu radioaktivitas dan pengukuran aliran panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar