TANAH LONGSOR


Tanah longsor atau dalam bahasa Inggris disebut Landslide, Longsor atau sering disebut gerakan tanah pergerakan masa batuan, debris atau tanah menuju bagian bawah lereng adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Kejadian tanah longsor sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi yang berhubungan dengan sifat keteknikan tanah dan batuan penyusun serta kondisi lereng. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, 

namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
a.       erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam.
b.      lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat.
c.       gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut.
d.      gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu.
e.       getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir.
f.       berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju.

Tanda-Tanda Kawasan Rawan Longsor
Musim penghujan biasanya dimulai pada bulan September sampai dengan Maret. Pada bulan-bulan tersebut sering sekali terjadi bencana hidrogeologi yang disebabkan oleh tingginya curah hujan seperti tanah longsor, banjir bandang (debris flow), dan banjir karena buruknya sistem drainase. 

Ketiga bencana tersebut hampir bisa dipastikan akan menunjukkan peningkatan aktifitasnya selama musim penghujan dan ketiganya juga saling berhubungan. Bencana tanah longsor yang menjadi langganan pada musim penghujan ini juga bisa menjadi penyebab terjadinya banjir bandang yang bersumber di hulu sungai sana.
Tanda suatu kawasan yang rawan terhadap bahaya tanah longsor antara lain:

Daerah berbukit dengan kelerengan lebih dari 20 derajat
kawasan perbukitan dan lereng-lereng yang terjal merupakan tanda kawasan rawan longsor pertama. Hal ini diperparah lagi dengan banyaknya penebangan pohon secara tidak beraturan dan pemotongan lereng yang sangat terjal untuk kepentingan pembangunan jalan.

Lapisan tanah tebal di atas lereng
negara kita yang beriklim tropis dengan curah hujan yang sangat tinggi menyebabkan batuan pembentuk bukit menjadi terlapukkan. Tingginya tingkat perlapukan batu yang akhirnya menjadi tanah ini ditunjukkan dengan tebalnya lapisan tanah pembentuk lereng. Lapisan tanah yang tebal ini apabila di bawahnya terdapat lapisan batu yang kedap air menyebabkan tanah lapisan batu yang kedap air tadi menjadi bidang gelincir yang memungkinkan terjadinya longsor. Lapisan tanah yang tebal di atas lereng ini menjadi tanda kawasan rawan tanah longsor dan masyarakat harus jeli melihatnya.

Sistem tata air dan tata guna lahan yang kurang baik
Buruknya sistem drainase di bawah lereng dan tata guna lahan yang buruk juga menjadi tanda-tanda suatu kawasan yang mengalami tanah longsor. Sistem tata air yang buruk ini menyebabkan air hujan yang masuk ke dalam lereng ketika hujan turun mengendap disana sehingga menambah beban lereng dan terakhir terjadilah tanah longsor.

Lereng terbuka atau gundul
Lereng yang yang tidak ditumbuhi perpohonan dan tidak ditutup dengan lapisan penutup menyebabkan air hujan langsung masuk ke dalam lereng. Kasus nomor 4 sama dengan kasus nomor 3 di atas.
Terdapat retakan tapal kuda pada bagian atas tebing
Kawasan yang sudah retak berbentuk tapak kuda di atas tebing mengindikasi bahwa tebing tersebut sudah mulai bergerak. Keadaan ini akan diperparah apabila turunnya hujan dalam waktu yang lama.
Banyaknya mata air/rembesan air
Rembesan air yang banyak di lereng sebuah tebing menunjukkan tebing tersebut sudah sangat jenuh air atau sudah terpenuhi oleh air. Banyaknya air dalam lereng seperti yang dijelaskan pada nomor 3 bisa menyebabkan terjadinya tanah longsor.

Adanya aliran sungai di dasar lereng
Kejadian ini hampir sama dengan kejadi nomor 6 namun pada nomor 7 ini tingkat kejenuhan airnya sudah sangat parah sampai-sampai membentuk aliran sungat di bawah lereng.

Pembebanan yang berlebihan pada lereng
Pembangunan rumah dan bangunan lain di atas lereng bisa menambah beban terhadap lereng. Ketika sebuah lereng awalnya stabil namun karena beban di atasnya terlalu besar maka lama-kelamaan lereng tersebut akan tidak stabil lagi dan lambat laun bisa menyebabkan bencana longsor.

Pemotongan tebing untuk pembangunan rumah atau jalan

Hampir sebagian besar kejadian longsor yang terjadi di negara kita adalah longsoran yang diakibatkan pemotongan lereng yang terjal untuk kepentingan pembangunan jalan. Hampir setiap musim penghujan bisa dipastikan akan ada lereng-lereng di sepanjang jalan perbukitan akan longsor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa sih Peran Geofisikawan bagi dunia MIGAS????

Ilmu Geofisika berperan dalam membantu eksplorasi sumber daya alam seperti minyak dan gas bumi. Termasuk bahan tambang yang berada...