PEMPROSESAN DATA SEISMIK (bagian 2)


·         AMPLITUDO GAIN RECOVERY
            Intensitas gelombang atau energi gelombang seismic pada saat menjalar melalui medium bawah permukaan akan mengalami penurunan energi akibat adanya spherical divergence dan absorbsi bantuan non elastis, sehingga amplitudo akan melemah. Amplitudo gain recovery atau sering disebut sebagai gain saja adalah proses penguatan amplitudo sehingga setiap titik seolah-olah dating sejumlah energi yang sama. Penguatan (gain)ini dilakukan sesuai penurunan energi dan biasanya dilakukan secara outomatis sehingga sering disebut sebagai Aoutomatic Gain Recovery.
•           KOREKSI STATIK
Koreksi statik adalah koreksi yang dilakukan terhadap data seismic akibat adanya pengaruh lapisan lapuk dan adanya elevasi posisi shot point dan reveiver (efek topografi). Lapisan lapuk akan menyebabkan obsorbsi yang besar terhadap energi gelombang seismic sehingga menyebabkan terjadinya variasi kecepatan pada lapisan lapuk. Adanya efek topografi menyebabkan posisi shot point dan receiver tidak terletak pada posisi yang sama sehingga menyebabkan terjadinya delay time pada saat perekaman. Untuk itu perlu dilakukan koreksi topograi dengan cara menempatkan posisi shot dan receiver pada datum yang sama, biasanya digunakan mean sea level sebagai datum.
•           DEKONVOLUSI
            Dekonvolusi adalah proses konvolusi antara wavelet sumber input dengan seismic tracenya. Proses ini merupakan penerapan inverse filter,dimana bumi ‘dianggap’ sebagai low pass filter yang mengubah sinyal impulsive sumber menjadi wavelet yang panjangnya sampai 100 ms. Akibatnya gelombang seismic tidak dapat membedakan peristiwa dua refleksi yang berdekatan, dengan kata lain resolusi vertical menjadi berkurang. Untuk menghilangkan efek ini dilakukan dekonvolusi.
•           STACKING
Stacking  merupakan proses penjumlahan (penggabungan) trace-trace yang bertujuan untuk memperbesar   s / n. pada proses ini sinyal yang kohern akan saling menguatkan dan noise yang inkohern akan saling menghilangkan. Sain itu proses stacing juga akan menghilangkan noise yang bersifat ramdom. Stacking dapat dilakukan berdasarkan Common Depth Point (CDP), Common Offset (CO), Common Source Point (CSP) maupun Common Receiver Point (CRP) berdasarkan tujuan dari stack itu sendiri. Biasanya proses stack dilakukan berdasarkan CDP-nya. Pada pemrosesan data seismic proses stacking dilakukan tiga kali stacking yaitu Initial Stack, Residual Stack dan Final Stack. Masing-masing proses tersebut pada dasrnya adalah sama, hanya tingkat kualitas data distack yang berbeda sesuai dengan tingkat pemrosesan.
•             ANALISA KECEPATAN
            Analisa kecepatan adlaah proses pemilihan kecepatan yang sesuai (terbaik) yang akan digunakan untuk pemrosesan selanjutnya. Proses ini sangat penting dilakukan dan merupakan salah satu quality control hasil prosesing akhir, dan biasanya dilakukan bersama dengan stacking velocity. Pada group trace dari suatu titik reflector, sinyal yang dihasilkan akan mengikuti bentuk hiperbola dengan persamaan:
•           ANALISA SISA STATIK (RESIDUAL STATIC CORRECTIONS)
            Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan efek static yang ditinggalkan pada saat koreksi static dilakukan. Artinya pada saat koreksi static masih meninggalkan kesalahan, yaitu kesalahan penentuan kecepatan pada lapisan lapuk karena adanya variasi keceatan pada lapisan lapuk, adanya kesalahan penentuan ketebalan lapisan lapuk karena adanya variasi ketebalan dibawah masing-masing receiver dan shot point dan kesalahan static lainnya.
•           KOREKSI DINAMIK ( NORMAL MOVE OUT CORRECTIONS)
Koreksi dinamis ini dilakukan untuk mengatenuasi efek perubahan jarak offset setiap pasangan shot point dan trace ketika semua signal dari satu titik reflector (CDP) yang direkam oleh sekumpulan trace dikumpulkan (proses CDP gather). Koreksi ini menghilangkan pengaruh offset sehingga seolah-olah gelombang pantul dating dari arah vertical (normal incidence) Delay time terhadap offset nol dari suatu reflector horizontal disebut Normal Move out. Secara matematika besarnya koreksi ini merupakan selisih antara arrival time pada offset sejauh x dengan arrival time pada trace dengan offset x = 0. Jadi koreksi ini bergantung pada dua variable yiatu offset dan kecepatan lapisan.
•           MIGRASI
Proses migrasi dilakukan karena pada perhitungan koreksi dinamik yang diterapkan pada setiap trace belum sepenuhnya menunjukan letak titik refleksi yang sebenarnya. Dengan kata lain migrasi adalah proses meletakan titk refleksi ke posisi waktu pantul yang sebenarnya berdasarkan lintasan gelombangnya. Selain itu migrasi juga bertujuan menghilangkan efek difraksi yang terjadi akibat adanya struktur geologi seperti patahan dan perlipatan.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa sih Peran Geofisikawan bagi dunia MIGAS????

Ilmu Geofisika berperan dalam membantu eksplorasi sumber daya alam seperti minyak dan gas bumi. Termasuk bahan tambang yang berada...