·
AMPLITUDO GAIN RECOVERY
Intensitas gelombang atau energi
gelombang seismic pada saat menjalar melalui medium bawah permukaan akan
mengalami penurunan energi akibat adanya spherical divergence dan absorbsi
bantuan non elastis, sehingga amplitudo akan melemah. Amplitudo gain recovery
atau sering disebut sebagai gain saja adalah proses penguatan amplitudo
sehingga setiap titik seolah-olah dating sejumlah energi yang sama. Penguatan
(gain)ini dilakukan sesuai penurunan energi dan biasanya dilakukan secara
outomatis sehingga sering disebut sebagai Aoutomatic Gain Recovery.
• KOREKSI STATIK
Koreksi
statik adalah koreksi yang dilakukan terhadap data seismic akibat adanya
pengaruh lapisan lapuk dan adanya elevasi posisi shot point dan reveiver (efek
topografi). Lapisan lapuk akan menyebabkan obsorbsi yang besar terhadap energi
gelombang seismic sehingga menyebabkan terjadinya variasi kecepatan pada
lapisan lapuk. Adanya efek topografi menyebabkan posisi shot point dan receiver
tidak terletak pada posisi yang sama sehingga menyebabkan terjadinya delay time
pada saat perekaman. Untuk itu perlu dilakukan koreksi topograi dengan cara
menempatkan posisi shot dan receiver pada datum yang sama, biasanya digunakan
mean sea level sebagai datum.
• DEKONVOLUSI
Dekonvolusi adalah proses konvolusi
antara wavelet sumber input dengan seismic tracenya. Proses ini merupakan
penerapan inverse filter,dimana bumi ‘dianggap’ sebagai low pass filter yang
mengubah sinyal impulsive sumber menjadi wavelet yang panjangnya sampai 100 ms.
Akibatnya gelombang seismic tidak dapat membedakan peristiwa dua refleksi yang
berdekatan, dengan kata lain resolusi vertical menjadi berkurang. Untuk
menghilangkan efek ini dilakukan dekonvolusi.
• STACKING
Stacking merupakan proses penjumlahan (penggabungan)
trace-trace yang bertujuan untuk memperbesar
s / n. pada proses ini sinyal yang kohern akan saling menguatkan dan
noise yang inkohern akan saling menghilangkan. Sain itu proses stacing juga
akan menghilangkan noise yang bersifat ramdom. Stacking dapat dilakukan
berdasarkan Common Depth Point (CDP), Common Offset (CO), Common Source Point
(CSP) maupun Common Receiver Point (CRP) berdasarkan tujuan dari stack itu
sendiri. Biasanya proses stack dilakukan berdasarkan CDP-nya. Pada pemrosesan
data seismic proses stacking dilakukan tiga kali stacking yaitu Initial Stack,
Residual Stack dan Final Stack. Masing-masing proses tersebut pada dasrnya
adalah sama, hanya tingkat kualitas data distack yang berbeda sesuai dengan
tingkat pemrosesan.
•
ANALISA KECEPATAN
Analisa kecepatan adlaah proses
pemilihan kecepatan yang sesuai (terbaik) yang akan digunakan untuk pemrosesan
selanjutnya. Proses ini sangat penting dilakukan dan merupakan salah satu
quality control hasil prosesing akhir, dan biasanya dilakukan bersama dengan
stacking velocity. Pada group trace dari suatu titik reflector, sinyal yang
dihasilkan akan mengikuti bentuk hiperbola dengan persamaan:
• ANALISA SISA STATIK (RESIDUAL STATIC
CORRECTIONS)
Koreksi ini dilakukan untuk
menghilangkan efek static yang ditinggalkan pada saat koreksi static dilakukan.
Artinya pada saat koreksi static masih meninggalkan kesalahan, yaitu kesalahan
penentuan kecepatan pada lapisan lapuk karena adanya variasi keceatan pada lapisan
lapuk, adanya kesalahan penentuan ketebalan lapisan lapuk karena adanya variasi
ketebalan dibawah masing-masing receiver dan shot point dan kesalahan static
lainnya.
• KOREKSI DINAMIK ( NORMAL MOVE OUT
CORRECTIONS)
Koreksi
dinamis ini dilakukan untuk mengatenuasi efek perubahan jarak offset setiap
pasangan shot point dan trace ketika semua signal dari satu titik reflector
(CDP) yang direkam oleh sekumpulan trace dikumpulkan (proses CDP gather).
Koreksi ini menghilangkan pengaruh offset sehingga seolah-olah gelombang pantul
dating dari arah vertical (normal incidence) Delay time terhadap offset nol
dari suatu reflector horizontal disebut Normal Move out. Secara matematika
besarnya koreksi ini merupakan selisih antara arrival time pada offset sejauh x
dengan arrival time pada trace dengan offset x = 0. Jadi koreksi ini bergantung
pada dua variable yiatu offset dan kecepatan lapisan.
• MIGRASI
Proses
migrasi dilakukan karena pada perhitungan koreksi dinamik yang diterapkan pada
setiap trace belum sepenuhnya menunjukan letak titik refleksi yang sebenarnya.
Dengan kata lain migrasi adalah proses meletakan titk refleksi ke posisi waktu
pantul yang sebenarnya berdasarkan lintasan gelombangnya. Selain itu migrasi
juga bertujuan menghilangkan efek difraksi yang terjadi akibat adanya struktur
geologi seperti patahan dan perlipatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar